Kamis, 12 Maret 2009

Seksi SDM Migas Lecehkan Wartawan Mingguan

Gema Matra – Pelaksanaan seminar Migas yang diselenggarakan Dinas Sumber Daya Mineral (SDM) Propinsi Sulbar, Senin (23/2) di Hotel Srikandi Mamuju, menyisahkan torehan luka kepada beberapa wartawan koran mingguan di propinsi tersebut.
Kejadian itu terjadi ketika beberapa wartawan hendak menkonfirmasi undangan peliputan yang tidak diterima oleh beberapa media mingguan. Namun ketika wartawan media mingguan tersebut ditemui salah seorang panitia, Muhidin, selaku Kepala Seksi SDM, malah memberikan statement yang cukup menoreh luka di hati para jurnalis.
“Karena anggaran terbatas, kami hanya mengundang tiga koran harian serta dua media elektronik,” terang Muhidin dengan nada yang cukup keras.
Muhidin menjelaskan, media yang dapat meliput kegiatan tersebut hanya media yang terdaftan dan berlangganan di Kantor SDM.
“Bagi yang tidak terdaftar dan tidak berlangganan, mohon maaf karena panitia tidak menyediakan porsi lebih buat media mingguan,” ujar Mihidin.
Menanggapi pernyataan Muhidin, seorang wartawan majalah kontrol, Ririn, kepada media ini mengaku kesal.
“Saya berharap, Muhidin dapat menarik kembali kata-katanya yang telah melecehkan wartawan mingguan. Satu hal perlu diketahui, bahwa wartawan media harian juga terlahir dari media mingguan,” ujar Ririn.
Ririn menambahkan jika keberadaan media hendaknya di jadikan mitra dalam berbagai kegiatan karena medialah yang selalu menyajikan informasi kepada khalayak, bukan malah melecehkan keberadaan mereka.
Ditemui terpisah Gubernur Sulawesi Barat, Drs H Anwar Adnan Saleh, meminta agar menindak tegas kepada oknum pejabat yang belum paham akan kerja pers, bila perlu dikarantinakan dulu agar dapat belajar lebih dalam lagi bagaimana menjadi mitra yang baik terhadap jurnalis.
Adnan menegaskan bahwa dirinya tidak dapat memungkiri jika yang mensukseskan dirinya saat ini hingga mampu menduduki posisi orang nomor satu di Sulbar tak lain berkat jasa media juga.
“Sangat disayangkan kepada pejabat yang melecehkan kerja para jurnalis, bila perlu disekolahkan lebih tinggi lagi agar memahami tupoksi pers,” ungkapnya.(Eni)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar