Kamis, 12 Maret 2009

BKKBN Gelar Rakerda

Gema Palu - Sejak dicanangkannya program Keluarga Berencana (KB) di Sulawesi Tengah (Sulteng) iawal tahun 1980, dimana setiap tahunnya menunjukkan kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Untuk itu melalui Rapat Kerja Daerah yang dirangkaikan dengan Sarasehan yang mengakat tema Dengan semangat Kemitraan kita mantapkan Revitalisasi Keluarga Berencana untuk mencapai sasaran RPJM 2004-2009.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di gedung Polibu Gubernuran yang di ikuti segenap jajaran BKKBN Propinsi Sulteng, Kepala Dinas dan jabatan terkait, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Persit Candra Kirana dan Ketua Jalasenastri Propinsi Sulteng, Pekan kemarin.
Gubernur Sulteng, HB Paliudju, dalam sambutannya yang sekaligus membuka Sarasehan itu menyambut baik kegiatan tersebut, mengingat tahun 2009 ini merupakan tahun yang sangat penting dan strategis sekaligus merupakan tahun terakhir untuk mencapai sasaran program. Olehnya itu melalui Rakerda program KB dapat menghasilkan langkah-langkah strategis dalam penanganan dan pelaksanan program KB Nasional di Sulteng, sehingga sasaran dalam RPJM yang tinggal setahun ini dapat mencapai sasaran.
Selanjutnya dikatakan Paliudju, mencermati laporan Kepala BKKBN Propinsi Sulteng, dimana Kependudukan dan KB merupakan landasan pertumbuhan dan pembangunan dengan menjadikan nilai-nilai luhur bangsa dan agama sebagai pondasi pembentukan etika dan Moralitas.
“Untuk itu melalui Rakerda ini diharapkan kepada para peserta agar berupaya untuk membedah dan menemukan hambatan operasional program KB Nasional dengan memanfaatkan data dan imformasi keluarga melalui Data Mikro hasil pendatan 2008. Karena data ini merupakan sumber data yang sangat penting, selain sebagai sumber informasi bagi aktifitas pembangunan disektor terkait dalam lingkup Pemda di Sulteng,” harap Paliudju.
Menurutnya, sejak dicanangkan program KB Nasional di Sulteng beberapa tahun lalu, jumlah peserta KB dari tahun ke tahun terus menunjukkan kenaikan khususnya pada Pasangan Usia Subur (PUS), yang selanjutnya berdampak pada turunnya Total Fertility Rate (TFR) Sulteng dari 5,6 pada tahun 1980 turun menjadi 3,9 pada tahun 1990. Namun demikian kita tetap mengoptimalkan implementasi program KB di masyarakat, sebab data hasil survey Demografi dan Kesehatan di Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa ada kecenderungan keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 mempunyia anal lebih banyak bila dibandingkan dengan keluarga yang lebih sejahtera. Bila hal ini tidak segera di atasi maka akan berdampak pada anak usia sekolah terpaksa harus ikut bekerja untuk membantu orang tuanya meringankan biaya kebutuhan keluarga.
Dijelaskannya, hasil pendataan 2008 menunjukkan bahwa jumlah keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera 1 di Sulteng berjumlah 345,865 atau 55,6 persen jumlah kepala keluarga yang jumlahnya 621,866 KK. Maka melalui data tersebut tentu akan menjadi tantangan dalam pengelolaan program KB Nasional di Sulteng, untuk itu dibutuhkan langkah-langkah strategis dan antisipatif dalam upaya peningkatan pelaksanaan program KB secara produktif, efektif dan sinergis mulai dari tingkat Propinsi sampai ke tingkat Kabupaten Kota. Selain itu upaya pengentasan kemiskinan juga harus diupayakan lebih intensif, terkoordinasi dan terintegrasi dengan sektor-sektor terkait lainnya dan di Tahun 2009 ini diharapkan Program KB dapat lebih meningkat khususnya dalam penanganan masalah keluarga sehingga target untuk mencapai sasaran RPJM dapat tercapai.(Aco)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar